Diskusikan
Permasalahan untuk Menggapai Cita-Cita
oleh: Bangkit Angga Permana
Apa yang saudara
bayangkan ketika mendengar kata pengabdian kepada masyarakat? Pengabdian kepada
masyarakat sering diartikan memberikan solusi kepada masyarakat secara langsung
dengan berbagai hal yang berkaitan guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi
di dalam masyarakat tersebut. Tulisan ini merupakan output dari kegiatan
Lembaga Kajian Hukum dan Sosial yang berupa Mendoan atau melakukan diskusi dan
ngobrol bareng anak sekolahan dengan tema Diskusikan Permasalahan, untuk
Menggapai Cita-cita. Mendoan ini berlatar belakang banyaknya penyimpangan
sosial yang terjadi di kalangan pelajar sekolah menengah pertama di sebuah desa
di wilayah Banyumas.
Berawal dari rasa empati mahasiswa kepada generasi muda penerus
bangsa, kami melangkah menyusuri desa demi desa untuk mencari sebuah gedung SMP
yang kami anggap memiliki sebuah potensi permasalahan dan itu harus segera
diselesaikan. Keringat berubah menjadi pemicu perdebatan ketika belum juga
bertemu dengan SMP yang ditargetkan, namun atas izin Tuhan karena berawal dari
niat baik, kami bersua dengan SMP di sebuah desa yang agak jauh dari pusat kota
dengan kondisi jarang penduduk atau di samping-samping sekolah masih belum
banyak bangunan yang ada hanyalah pohon-pohon yang meniupkan semilir angin.
Masuklah kami dan bertemu dengan seorang yang berwajah
muram, entah karena beban atas bobroknya moral penerus bangsa atau memang
bawaan watak? Entahlah, yang jelas kami hanya ingin mengorek informasi terkait
keadaan siswa saat ini seperti apa, lalu dipersilahkanlah kami untuk duduk di
sebuah ruang yang kecil dengan pemandangan siswa yang berlompat-lompatan untuk
memasukan bola basket ke dalam ring. Mulailah percakapan panjang kita terkait
kondisi si penerus tongkat estafet kepemimpinan di Indonesia.
Tercengang tidaklah cukup untuk menggambarkan kondisi
wajah kami ketika mendengar langsung keadaan yang terjadi di dalam SMP tersebut
melalui seorang guru bimbingan konselingnya. Banyak sekali permasalahan yang
seharusnya pemerintah lebih peka akan hal ini, walaupun memang permasalahan di
Indonesia sangatlah kompleks tetapi di masa remaja adalah masa yang sangat
berbahaya ketika para remaja salah dalam mengambil keputusan, akibatnya adalah
akan menjadi tabungan permasalahan untuk negara Indonesia tercinta. Sahabatku
yang baik hatinya, marilah kita mencoba untuk masuk kedalam sebuah cerita
dibawah.
Badan saya merinding untuk mendengar setiap untaian
kalimat menggambarkan betapa menyedihkannya moralitas bangsa Indonesia saat ini,
memang ini bukanlah gambaran umum, tetapi saya perlu menanamkan harapan kepada
mereka untuk melanjutkan kehidupannya sebagai masyarakat. Banyak sekali
ungkapan tak menyenangkan dari bapak berpendidikan ini, dimulai dengan
permasalahan pribadi sampai ke isu nasional.
“Banyak siswa yang dalam akta kelahiran saat mendaftar ke
sekolah ini tidak ada nama bapaknya.” Sontak saya menyimpulkan bahwa banyak
dari anak-anak di SMP ini yang lahir bukan karena rasa keinginan yang tumbuh dari hati, namun hanya nafsu seketika
dan dibuai oleh rayuan setan. Malang betul nasib anak muda ini, Tuhan bawalah
anak ini menuju jalan yang benar sehingga nanti penerusnya tidak merasakan hal
yang sama seperti yang dirasakannya saat ini.
Permasalahan tersebut muncul karena terdapat tempat
lokalisasi yang berdekatan dengan rumah penduduk, sedangkan lokalisasi yang
dimaksud adalah tempat prostitusi. Begitu banyak dampak yang timbul dari
peristiwa tersebut, dan lagi-lagi hal tersebut membuat bulu kuduk saya berdiri
mendengar uraian permasalahan lainnya dalam SMP tersebut. Pergaulan bebas yang
merupakan hasil dari kurangnya pengawasan orang tua merupakan masalah yang
sangat umum kita dengar, namun hal itu terjadi oleh anak yang masih berusia
belasan tahun, betapa buruknya moral bangsa kita. Pernah mendengar dari seorang
sarjana bahwa, perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya
adalah lingkungan. Yaa, sakit hati saya menguraikan peristiwa yang terjadi di
dalam sebuah bangunan sekolah tersebut.
Dalam menanggulangi permasalahan pergaulan bebas, LKHS
memberikan data dari berbagai belahan dunia terkait dampak negatif yang terjadi
akibat adanya pergaulan bebas. Tak hanya itu untuk menyelesaikan atau
setidaknya mengurangi pergaulan bebas, kami menyusun beberapa langkah seperti:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya
sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak
sesuai dengan kemampuannya shingge apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka
akan mampu menanggapinya dengen positif
2. Menjaga keseimbangan
pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu,
emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu
dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri
sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari.
Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara
berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.
5. Perlunya remaja
berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya
tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya
nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih
baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk
kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang
untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang
terkena HIV & AIDS nantinya. Selain
usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi
apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk
memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan
remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam
kehidupan tiap remaja.
“saya harus memberikan dorongan moral kepada meraka untuk
menjauhi itu semua!” gerutu hati saya ketika mendengar paparan permasalahan
selanjutnya terkait penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Banyak
dari siswa yang terkontaminasi dengan obat-obatan yang seharusnya disediakan
untuk kepentingan kesehatan justru malah disalahgunakan. Obat batuk warung
merupakan cara yang tepat untuk menyembuhkan batuk ketika uang tidak cukup
banyak untuk pergi ke rumah sakit, namun siswa ini justru menggunakan obat
batuk untuk menggantikan peran minuman keras dan obat-obatan, remaja-remaja ini
mengonsumsi 20 sachet obat batuk dalam sekali minum yang mengakibatkan
hilangnya kesadaran, tak hanya itu obat-obat semacam pil itu juga dikonsumsi
sehingga tidak masuk sekolah karena tidak sadarkan diri selama 2 hari.
Bayangkan betapa memalukannya negeri ini.
Masih banyak permasalahan yang terjadi di SMP tersebut, maka
dari itu kami memutuskan untuk sesegera mungkin melakukan pengabdian kepada
negara dengan ikut membantu adik-adik kita agar tidak terlalu terjerumus
kedalam hal negatif tersebut bahkan untuk menghilangkan permasalahan yang ada.
Metode yang kami gunakan adalah diskusi yang merupakan langkah preventif agar
tidak terjadi pelanggaran yang lebih banyak lagi, tetapi dalam preventif itu
kami sisipkan pula hal-hal yang berkaitan dengan sanksi yang merupakan bentuk
represif sehingga secara tidak langsung siswa akan berpikir untuk menghindari
hal tersebut karena tidak menginginkan adanya sanksi atas kesalahan tersebut.
Banyak pelajaran yang kami dapatkan, banyak istilah yang
digunakan oleh mereka untuk berkomunikasi sesama penyimpang. Pemerintah yang
terhormat, turunlah ke rakyat, lihatlah langsung keadaan mereka, pendidikan
bukan hanya sekedar menerima pelajara, pulang, ujikan. Tapi bagaimana mereka
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi itu tidak akan
terjadi ketika kondisi moral dan fisik mereka telah rusak karena perbuatan saat
dini. Saran kepada para pembaca, janganlah kalian menutup mata untuk hal
semacam ini, perhatikan dari lingkungan terdekat saudara sekalian seperti
saudara, apakah kakak, adik, atau sepupu saudara telah berada dalam kondisi
remaja yang diharapkan atau yang menyimpang? Apa yang harus dilakukan, cegah!
Cegah sebisamu dengan berbagai upaya seperti laporkan kepada orang tua, dan
jangan ragu untuk tidak mentoleransi setiap penyimpangan yang terjadi walaupun
itu kecil.
Terimakasih kepada para pembaca, penulis hanya ingin
menyampaikan betapa buruknya kondisi remaja sekarang ternyata, dan sejauh ini
belum ada peran pemerintah yang efektif untuk menanggulangi hal tersebut
terjadi. Kepada pihak sekolah, terimakasih telah mendukung acara kami, semoga
engkau dalam mendidik memiliki kebesaran hati dan kesabaran untuk mewujudkan
generasi yang dapat diandalkan. Kepada adik-adik, sadarlah bahwa kamu adalah
harapan dari orang tuamu, kamu adalah yang akan dilihat nantinya oleh negara
lain, dan kamulah yang akan mengisi lembaran sejarah di hidupmu, maka jangan
coret kertas biografimu dengan tinta merah. Semoga dengan berakhirnya tulisan
ini, maka berakhir pula penyimpangan sosial yang terjadi. Aamiin. Salam
Ilmiah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar